Bagaimana Membuat Mimpi Jadi Nyata?

Rabu, 20 Januari 2016

membuat todo list untuk mencapai target-target kita

“Daftar dan tuliskanlah 100 keinginan dan impianmu secara nyata di atas kertas! Suatu hari nanti kamu akan melihat kertas itu penuh dengan coretan karena Allah telah berkenan agar kamu dapat mencapainya.”
- Aris Ahmad Jaya

Pada tahun 2009, aku pernah mengikuti sebuah seminar motivasi “Membuat Mimpi Menjadi Nyata” yang waktu itu menghadirkan Mas Danang Sang Pembuat Jejak sebagai pembicara. Dalam seminar itu Mas Danang memutar sebuah video yang diawali dengan sebuah kutipan yang telah sama-sama kita baca di awal tulisan ini.


Mas Danang yang awal mulanya juga tak percaya kemudian menjelaskan pengalamannya. Pada tahun 2004 ia menulis keinginan agar bisa menyelami lautan, menjadi mahasiswa terbaik nasional, melanjutkan studi ke luar negeri, dan banyak keinginan lain yang tak kalah besarnya.

Mas Danang yang tak percaya menyimpan kertas yang berisi daftar impiannya itu dan melupakannya. Beberapa tahun kemudian ia menemukan kembali kertas itu dan menyaksikan sendiri satu per satu mimpinya sudah menjadi nyata. Kalian bisa tebak sendiri bagaimana kelanjutan ceritanya kan?

Aku dan teman-teman yang waktu itu penasaran mulai menulis 100 mimpi. Aku tak menyangka, ternyata menulis 100 keinginan itu cukup sulit (padahal yang kutulis keinginanku sendiri lho). Disini aku juga menantang kalian! Aku yakin tak satu pun dari kalian mampu menulis 100 keinginan dalam waktu 30 menit.

Waktu itu aku menulis semuanya, mulai dari yang paling sederhana seperti bisa memasak nasi goreng, memiliki smartphone canggih, memiliki laptop untuk ngeblog, sampai mimpi-mimpi besar seperti mendapatkan IP 4.00 dan memiliki sebuah bimbingan belajar sendiri. Dan kalian pun pasti bisa tebak bagaimana kelanjutan ceritanya.

Banyak mimpiku yang sudah jadi nyata! Kalian mungkin tidak percaya, tapi aku memang mendapatkan, melakukan dan menjadi seperti yang kuimpikan. Tentunya tidak ada mimpi yang bisa mewujud nyata tanpa ada usaha yang mengiringinya. Sampai saat ini aku masih dalam perjalanan untuk mewujudkan mimpiku untuk memiliki teleskop, bisa iceskating, bisa membaca Hieroglyph dan menjadi seorang suami yang baik.

Di bawah ini aku akan menuliskan 10 mimpi terbesarku saat ini agar dua atau tiga tahun lagi kalian bisa lihat mereka menjadi nyata dalam hidupku.

1. Memahami Makna Tiap Huruf Hieroglyph
Sebenarnya hieroglyph hanya pintu. Apa yang sebenarnya aku inginkan adalah mengetahui dan memahami sejarah lengkap peradaban manusia mulai dari awal zaman hingga akhir zaman.

2. Menaikkan Berat Badanku hingga 75 kg
Aku agak terlalu tinggi untuk rata-rata warga dunia ketiga seperti Indonesia. Karena tidak mungkin untuk mengharapkan tinggiku berkurang, aku harap berat badanku yang naik untuk mengimbangi. Saat ini, aku masih butuh 15 kg lagi untuk sampai kesana. Doakan ya!

menjadi arsitek otodidak dan mandiri3. Membangun Sebuah Rumah yang Kudesain Sendiri
Sejak kecil aku hobi menggambar. Aku hobi membuah denah rumah walaupun tak sesuai dengan kaidah gambar arsitektur. Diantara seluruh denah itu ada satu denah yang sampai sekarang masih kusimpan. Aku benar-benar berharap denah dengan skala 1:100 itu akan menjadi rumah nyata seluas 180 m2 suatu saat.



4. Menikah
Ya, ini salah satu mimpiku paling sederhana yang bisa ditulis dengan satu kata. Siapa yang tak ingin menikah?

5. Memiliki Perpustakaan Pribadiku Sendiri
Tidak mungkin seseorang bisa menulis tanpa rajin membaca. Aku seorang kutubuku walaupun tidak terlihat seperti itu. Sejak 3 tahun lalu aku berjanji pada diriku sendiri untuk minimal membeli satu buku setiap bulannya.

Suatu saat kalian akan datang ke rumahku, bertemu dengan ajudanku dan bertanya apakah kalian bisa menemuiku. Pada saat itu ajudanku akan bilang, “Pak Habib memang sudah sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini untuk menerima tamu. Beliau ada di perpustakaannya. Anda langsung saja temui beliau di sana.”

6. Memiliki Sebuah Teleskop
Aku sangat terobsesi pada ilmuwan matematika abad pertengahan (masa keemasan Islam sekaligus masa kegelapan Eropa). Mereka tidak hanya ahli matematika dan fisika tapi juga astronomi dan filsafat. Aku sudah menguasai beberapa yang lain. Jadi sekarang aku harap aku punya teleskop untuk menguasai astronomi juga.

7. Memiliki Sebuah Tablet Hybrid
Aku sudah punya smartphone, aku bersyukur untuk itu tapi bukan manusia namanya kalau bisa puas. Aku pikir akan sangat menyenangkan jika aku punya sebuah tablet sebagai manager aktivitasku. Bukan karena smartphoneku ini tidak sanggup melakukan tugasnya dengan baik. Aku hanya tak ingin lagi membawa laptopku yang berat kemana-mana. Kalau ada tablet hybrid kan lebih enak.
sebuah tablet hybrid untuk memudahkan aktivitas harianku

8. Memiliki Sebuah Blog Terkenal
Sebagai seorang blogger tentu saja aku berharap tulisanku bisa dibaca banyak orang. Aku ingin agar setiap hari ada 100.000 orang yang datang dan membaca tulisan-tulisanku.

9. Menjadi Seorang Penemu Suatu Teori dalam Matematika
Sebenarnya aku sudah membuat sebuah penemuan tapi belum diuji oleh pakar saja. Suatu saat namaku akan tercetak di setiap buku yang dipelajari siswa dan mahasiswa. Namaku akan sama terkenalnya dengan Einstein dan Newton. Itu impian terbesarku.
aku juga akan jadi salah satu matematikawan dunia setara einstein dan newton

10. Liburan ke Pedalaman Australia
Aku bicara soal bintang-bintang. Terlalu asyik menonton televisi membuat orang-orang kota lupa dengan keindahan alami yang ditaburkan Tuhan di langit malam. Banyaknya polusi cahaya di kawasan perkotaan juga membuat bintang sulit dilihat. Aku ingin sekali pergi ke pedalaman Australia, berbaring di rerumputan, menatap langit malam cerahnya dan menyaksikan sendiri bagaimana terang bintang itu menerangi malam di atas sana.


APAKAH MIMPI ITU PASTI MENJADI NYATA?
Jawaban, “Ya pasti!” sudah berada di ujung lidah dan jari-jariku waktu aku teringat ada beberapa mimpi yang tidak berhasil kuwujudkan. Satu diantara mimpi yang gagal kuwujudkan adalah yang ke-34 yaitu menjadi mahasiswa terbaik di kampusku. Bagaimana mungkin Allah mengizinkanku menjadi mahasiswa terbaik kampus jika aku hanya berusaha menjadi yang terbaik di fakultas? Ya, usahaku kurang keras.

Tapi apa lantas itu membuatmu takut bermimpi dan menuliskannya? Tidakkah kau pernah dengar pepatah,
“Bermimpilah setinggi langit sehingga kalaupun kau tak berhasil mencapainya,
setidaknya kau telah berada diantara bintang-bintang.”

Ini mimpi-mimpiku, mana mimpi-mimpimu?
Bagikan via:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar